Bagaimana cara Menjadi Sempurna
Pada dasarnya setiap manusia pasti ingin menjadi yang terbaik. Tanpa disadari, kita sudah familiar dengan kompetisi sedari kecil untuk menjadi sempurna. Misalnya mendapatkan peringkat tertinggi di kelas, mendapatkan prestasi yang gemilang, atau sekedar menginginkan memilik barang seperti yang dimiliki teman.
Baik untuk diri sendiri ataupun untuk orang lain, perilaku menjadi yang terbaik adalah suatu bentuk pembuktian. Tapi berapakah skor sempurna?
Apakah dengan mendapatkan nilai 100 di semua pelajaran? Apakah dengan mendapatkan posisi manager di pekerjaan? Apakah dengan mempunyai penghasilan 3 digit? Atau mungkin dengan memiliki wajah dan tubuh yang proporsional?
Pasti kita pernah berada dalam situasi titik terendah kita. Entah itu merasa tidak percaya diri, merasa tidak mampu, atau merasa gagal. Lalu, kemudian berandai-andai harusnya bisa begini dan begitu agar menjadi sempurna.
Padahal standar sempurna setiap orang berbeda. Banyak faktor yang mempengaruhi bentuk sempurna itu sendiri. Terlebih, sempurna tuntutan dari lingkungan sosial.
Namun, setelah menjadi sempurna apa yang didapatkan? Apakah penghargaan? Apakah pujian? Apakah pengakuan?
Karena tuntutan sempurna tidak akan pernah ada habisnya. Seperti kata pepatah: Di atas langit, masih ada langit.
Tidak ada yang salah mempunyai keinginan menjadi sempurna. Kita punya target yang ingin dicapai. Tentu saja kita ingin menjadi versi terbaik dari diri kita.
Namun, tidak menjadi sempurna pun bukanlah sebuah sebuah kegagalan.
Pada hakikatnya manusia dilahirkan dengan keunikan dan kelebihan yang berbeda. Dengan mencintai diri sendiri dan memaksimalkan kemampuan yang dimiliki itu pun sudah dikatakan sempurna.
Mengejar kesempuranaan itu melelahkan, lho! Karena jika kita mengukur diri kita dengan standar orang lain pasti tidak akan ada habisnya. Merasa kurang di sini, merasa gagal di situ, harus bisa ini, harus berhasil melampaui itu, dan lain sebagainya.
Hal-hal seperti itu justru membuat hidup tidak tenang. Kita seolah sibuk mengejar sesuatu yang tidak ada ujungnya. Padahal, kesempurnaan tidak menjanjikan kebahagiaan.
Salah satu cara sederhana menjalani hidup adalah menikmati dan menerima segala episode kehidupan sebagai proses pendewasaan dan perbaikan diri.
Selalu memperbaiki diri akan membawa ke dalam versi terbaik diri kita tanpa perlu membandingkan diri dengan orang lain. Hidup pun akan terasa lebih menyenangkan dan hati terasa lebih damai saat kita menikmati apa yang kita miliki.
Kita tidak lagi merasa dikejar dan mengejar sesuatu untuk mengikuti standar orang lain. Hanya perlu fokus pada kemampuan diri dan terus meningkatkannya untuk kebaikan diri sendiri dan menjadi manfaat bagi orang lain.
Terkadang, apa yang kita lihat sempurna, belum tentu baik untuk kita. Bisa saja orang lain yang kita anggap sempurna tidak puas dengan dirinya sendiri pula. Sehingga lingkaran mencari kesempurnaan ini tidak akan ada habisnya.
Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda agar dunia ini berwarna. Maka, tidak apa-apa berbeda. Tidak ada standar sempurna untuk seragam sempurna seperti mereka-mereka.
Kita bisa memulainya dengan melihat ke dalam diri kita. Apa yang kita miliki dan apa yang kita bisa. Kemudian menentukan tujuan semaksimal mungkin dari diri kita.
Karena yang terpenting dari menjadi sempurna adalah menjadi manusia yang lebih baik dari hari kemarin, dan menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain.