Menghindari Pandangan Judgemental Terhadap Orang Sekitar
Banyak orang berpikir bahwa menjadi bahagia memerlukan usaha-usaha yang berat dan sulit. Padahal, hal-hal kecil yang dilakukan sehari-hari saja, bisa berdampak pada perasaan diri sendiri. Kita, terlalu mudah menilai orang-orang di sekitar lebih rendah. Kita, terlalu mudah memberi label pada orang yang berbeda. Apa yang sebenarnya dicari? Bukankah dengan menghindari pandangan judgemental terhadap orang lain bisa menjadikan hati kita lebih lapang menerima kehidupan?
Menilai dan memberi label buruk kepada orang-orang sekitar yang berbeda dengan kita, hanya akan menciptakan jurang perbedaan yang semakin dalam. Berbeda salah, seragam pun salah. Banyak di antara kita yang juga tidak suka disama-samakan, akhirnya tetap menganggap diri ini yang lebih mulia. Lebih unggul. Lebih segala-galanya. Tidak ada manusia yang sempurna, tentu saja.
Mungkin banyak yang tidak tahu bahwa akan ada akibat buruk jika selalu menilai buruk orang lain. Ya, ini dia akibat-akibatnya:
- Kita akan kehilangan sikap empati dan simpati kepada orang lain. Tidak lagi peduli atas apa yang dilalui oleh mereka. Bukankah ini adalah hal yang cukup mengerikan? Ketika Bumi dihuni oleh manusia-manusia yang tak berperasaan?
- Kita akan menjadi sosok yang tidak peka dan tidak sensitif pada situasi dan kondisi yang sedang terjadi. Refleks yang kita miliki pun akan terkikis. Tanda bahaya akan semakin tidak terdeteksi.
- Kita akan memiliki pandangan yang salah terhadap orang lain atau keadaan tertentu. Parahnya, pandangan ini bisa menjadi hoaks, yang mungkin saja akan mempengaruhi orang banyak.
- Kita akan selalu merasa lebih hebat dan lebih mampu dibandingkan orang lain. Jika kenyataannya memang demikian, bisa jadi tidak akan ada masalah yang datang. Tapi, bagaimana jika tidak?
- Kita akan kehilangan rasa syukur yang seharusnya dimiliki oleh tiap-tiap manusia. Rasa syukur diperlukan agar manusia senantiasa hidup makmur. Jika rasa syukur hilang, maka yang tersisa hanyalah ambisi yang menggelapkan mata, telinga, dan juga perasaan.
- Kita akan menutup pintu persaudaraan dan silaturrahim dengan orang-orang sekitar. Kesempatan untuk mengenal orang lain dengan lebih akrab dan dalam juga akan tertutup rapat.
Tak banyak orang yang bisa menyadari bahwa dirinya adalah orang yang judgemental. Karena kebanyakan memang merasa paling hebat dan paling benar. Jika Kamu ingin tahu apakah termasuk orang yang judgemental atau tidak, perhatikan dirimu. Apakah Kamu terlalu gampang tersinggung, marah, mengumpat, dan membicarakan orang lain di belakangnya? Nah, itu adalah salah satu tanda bahwa Kamu memiliki sifat judgemental. Hati-hati, segeralah menghindarinya.
Jika kita kembali menata empati dan simpati, maka kita pun bisa melihat orang lain dari banyak sisi. Mungkin saja akan kita temukan kenyataan bahwa orang-orang di sekitar kita sedang membutuhkan pertolongan. Ulurkan tanganmu. Bantulah mereka tanpa memberi label atau penilaian apapun. Yang mereka butuhkan mungkin hanya telinga yang mau mendengar atau pundak untuk bersandar.
Orang-orang di sekitar kita adalah yang paling merasakan perubahan sikap yang ada dalam diri kita. Jadi, menghindari pandangan judgemental bisa menjadi terapi yang baik, agar hubungan kita dengan orang lain menjadi semakin baik. Percayalah bahwa kebahagiaanmu akan mendekat dengan cara seperti ini.